Rabu, 25 Mei 2011

Makalah Kewarganegaraan - "Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional pada Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Serta Keberhasilannya..."


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional pada Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Serta Keberhasilannya“.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah softskill. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal’Alamiin.
                                                                                               

Bekasi, 10 Februari 2011


        Penulis







BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Banyak negara yang memperoleh kemerdekaannya karena perjuangan rakyat mereka yang gigih mencapainya. Negara itu akan tetap berdiri apabila tetap selalu dijaga dan dipertahankan oleh seluruh rakyat bersama pemerintahannya. Demikian juga dengan Indonesia. Mampukah rakyat Indonesia menjaga dan mempertahankan ketuhanan dan kelangsungan hidup negara kesatuan Republik Indonesia?
Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
Kondisi atau situasi dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah tidak statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya maupun besarnya. Karena itu ketahanan nasional harus selalu dibina dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta ancaman yang akan dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada ketahanan nasional.
Kata ketahanan nasional telah sering kita dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya.

I.2. Perumusan Masalah

1.      Bagaimana pengaruh dari aspek ketahanan nasional pada kehidupan berbangsa dan bernegara?

2.      Dan apa keberhasilan yang diperoleh dari ketahanan nasional?





BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional pada Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang langsung atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman tersebut dari dalam ataupun dari luar.

Adapun pengaruh yang diperoleh dari ketahanan nasional itu sendiri yaitu sebagai berikut :

Pengaruh Aspek Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi. Dalam ideologi juga terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa.
a. Liberalisme
b. Komunisme
c. FahamAgama

Ideologi Pancasila
Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali/ dikristalisasikan dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh berkembang dalam masyarakat di Indonesia. Kelima sila Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya.

Ketahanan Pada Aspek Ideologi
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari Iuar negeri maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia.

Ketahanan Pada Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, gangguan, ancaman dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam negeri yang Iangsung maupun tidak Iangsung untuk menjamin kelangsungan hidup politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

Ketahanan Pada Aspek Ekonomi
Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari Iuar maupun dari dalam negeri baik yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup pereokonomian bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Ketahanan Pada Aspek Sosial Budaya
Ketahanan di bidang sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang Iangsung maupun tidak Iangsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
II.2. Keberhasilan yang Diperoleh dari Ketahanan Nasional
1.      Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

2.      Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, sehingga setiap warga negara Indonesia baik secara individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi Iebih cinta kemerdekaan. Hal itu tercermin akan adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang langsung atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan, keberadaan, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi ancaman-ancaman tersebut dari dalam ataupun dari luar.

DAFTAR PUSTAKA

Selasa, 17 Mei 2011

Makalah Bahasa Indonesia - "Resensi..."


BAB I
PENDAHULUAN

I.     Latar Belakang

Untuk mengetahui informasi dari sebuah buku kita dapat memperolehnya melalui membaca resensi buku tersebut. Kolom resensi ini biasanya termuat dalam surat kabar atau majalah. Buku yang diresensi merupakan buku yang baru diterbitkan. Melalui resensi, masyarakat pembaca dapat memperoleh informasi penting tidaknya buku itu dibaca dengan berbagai keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada buku tersebut.
Menulis resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketepatan buku bagi pembaca. Didalamnya disajikan berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari berbagai segi. Ulasan ini dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Dalam makalah ini akan dibahas segala sesuatu tentang resensi yaitu pengertian atau definisi, tujuan, batasan resensi dan sebagainya.

II.   Perumusan Masalah

Dari makalah ini maka akan didapat rumusan masalah sebagai berikut;
1.      Apa itu pengertian dari resensi dan apa tujuannya?
2.      Apakah hanya buku yang bisa diresensi?
3.      Bagaimana cara meresensi sebuah buku dan apa dasar-dasarnya?






BAB II
PEMBAHASAN
Resensi

A.    Pengertian Resensi

Kata “Resensi” berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata kerja “revidere” atau “recensere” yang memiliki arti menimbang kembali, melihat dan menilai. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku.
Menurut “Kamus Istilah Sastra” yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984), resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.
Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberikan pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai sebuah bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap suatu buku. Bentuk tulisan ini bergerak di subyektivitas presensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu.
WJS. Poerwadaminta (dalam Romli 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan dan perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik tidaknya tema isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayakn tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. Perbincangaan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah.
Saryono (1997:56) menjelaskan pengertian resensi sebagai sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adaalh laporan, ulasan dan pertimangan baik buruknya, kuat-lemahnya, baik-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto kopi sampul buku.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia  (2000), resensi berarti hasil pembahasan dan penilaian terhadap sebuah buku. Jadi, arti resensi mengarah kepada mengulas secara singkat, memberi penilaian, mengungkap, membahas, membandingkan, atau mengkritik sebuah buku. Sedangkan Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai ”Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku” (Keraf, 2001 : 274). Dari pengertian tersebut muncul istilah lain dari kata resensi yaitu kata pertimbangan buku, pembicaraan buku, dan ulasan buku. Intinya membahas tentang isi sebuah buku baik berupa fiksi maupun nonfiksi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa resensi adalah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada masyarakat pembaca.
Apakah hanya buku yang bisa diresensi? Sebenarnya bidang garapan resensi cukup luas. Apabila diklasifikasikan, ada tiga bidang garapan resensi, yaitu (a) buku, baik fiksi maupun nonfiksi; (b) pementasan seni, seperti film, sinetron, tari, drama, musik, atau kaset; (c) pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung.

B.     Tujuan Resensi

Sebelum meresensi, hendaknya peresensi memahami tujuan resensi. Apa sebenarnya tujuan resensi. Jika diamati, pemuatan resensi buku sekurang-kurangnya mempunyai lima tujuan, yaitu sebagai berikut.

a. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
d. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit, seperti berikut.
§  Siapa pengarangnya?
§  Mengapa ia menulis buku itu?
§  Apa pernyataannya?
§  Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama?
§  Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan oleh pengarang-pengarang lain?
e. Untuk segolongan pembaca, resensi mempunyai tujuan berikut:
§  membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku;
§  setelah membaca resensi berminat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi;
§  tidak ada waktu untuk membaca buku, kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.

            Selain memiliki tujuan-tujuan tersebut, resensi juga memiliki dasar-dasar resensi. Sebelum meresensi, peresensi perlu memahami dasar-dasar resensi. Apa sajakah dasar-dasarnya? Berikut ini penjelasannya.

a. Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu. Tujuan pengarang dapat diketahui dari kata pengantar atau bagian pendahuluan buku. Kemudian, dicari apakah tujuan itu direalisasikan dalam seluruh bagian buku.
b. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat.
c. Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya: selera, tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa asalnya, dan sebagainya. Atas dasar itu, resensi yang dimuat surat kabar atau majalah tidak sama dengan yang dimuat pada surat kabar atau majalah yang lain.
d. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi. Setiap media cetak ini mempunyai identitas, termasuk dalam visi dan misi. Dengan demikian, kita akan mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai oleh redaksi. Kesukaan redaksi ini akan tampak pada frekuensi jenis buku yang dimuat. Demikian pula, jenis buku yang dimuat biasanya sesuai dengan visi dan misinya. Misalnya, majalah sastra tidak menampilkan resensi buku tentang teknik. Jenis buku yang dimuat pasti buku yang berkaitan dengan masalah ekonomi. Demikian pula dengan majalah teknik dan filsafat. Selain itu, peresensi ada baiknya mengetahui media yang akan dituju, seperti surat kabar (nasional atau daerah), dan majalah (ilmiah, ilmiah populer, atau hiburan).

C.    Bagaimana Cara Menulis Resensi?

Menulis resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketepatan buku bagi pembaca. Di dalamnya disajikan berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari berbagai segi. Ulasan ini dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Dalam penulisan resensi dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut,

a. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi.
§  Mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku.
§  Siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format, hingga harga.
§  Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu.
§  Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.
b. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
c. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
d. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
e. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut.
§  Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
§  Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya.
§  Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah.
§  Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak atau tidak).

Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini sangat membantu kita ketika menulis. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan sebelumnya. Selain itu kita juga perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi buku. Apa saja unsur-unsur yang membangun resensi buku?

a. Membuat Judul Resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Hal yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
b. Menyusun Data Buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
§  judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan juga judul aslinya.);
§  pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
§  penerbit;
§  tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
§  tebal buku;
§  harga buku (jika diperlukan).

c. Membuat Pembukaan (lead)
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut:
§  memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
§  membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
§  memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
§  memaparkan keunikan buku;
§  merumuskan tema buku;
§  mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
§  mengungkapkan kesan terhadap buku;
§  memperkenalkan penerbit;
§  mengajukan pertanyaan;
§  membuka dialog.
d. Tubuh atau Isi Pernyataan Resensi Buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal berikut:
§  sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
§  ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
§  keunggulan buku;
§  kelemahan buku;
§  rumusan kerangka buku;
§  tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
§  adanya kesalahan cetak

Pola Tulisan Resensi
Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas.
a. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas.  Sebuah buku biasanya menyajikan banyak persoalan. Persoalan-persoalan itu sebaiknya diringkas. Untuk itu, perlu dipilih sejumlah masalah yang dianggap penting dan ditulis dalam suatu uraian yang bernas.
b. Menjabarkan (deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dibuat. Jika perlu, bagian-bagian yang mendukung uraian itu dikutip.
c. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
§  isi pernyataan atau materi buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterpretasikan;
§  organisasi atau kerangka buku;
§  bahasa;
§  kesalahan cetak;
§  membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun karya pengarang lain;
§  menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku, terutama yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.
Bahasa Resensi

Bahasa resensi biasanya bernas (singkat-padat), tegas, dan tandas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang akan memuatnya dan karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya.Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian tulisan. Misalnya, tulisan yang runtut kalimatnya, ejaannya benar, tidak panjang lebar (bertele-tele), dan tidak terlalu banyak coretan atau bekas hapusan.
Di samping itu, penyajian tulisan resensi bersifat padat, singkat, mudah ditangkap, menarik, dan enak dibaca. Tulisan yang menarik dan enak dibaca artinya enak dibaca baik oleh redaktur (penanggung jawab rubrik) maupun pembaca. Kita perlu membiasakan diri membaca resensi itu dengan menempatkan diri sebagai redaktur atau pembaca. Untuk itu, kita mengambil jarak. Jadikanlah diri kita seolah-olah redaktur atau pembaca. Dengan cara ini, emosi kita sebagai penulis bisa ditanggalkan. Kita akan mampu melihat kekuatan dan kelemahan resensi kita.



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

·         Kata “Resensi” berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata kerja “revidere” atau “recensere” yang memiliki arti menimbang kembali, melihat dan menilai. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie.
·         Resensi adalah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada masyarakat pembaca.
·         Dalam menulis sebuah resensi hendaklah menggunakan bahasa yang denotatif karena ingin menyajikan fakta secara ilmiah dan objektif. Resensi harus menerapkan kaidah Ejaan yang Disempurnakan, pilihan dan bentukan kata yang tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu dengan penalaran yang logis.
·         Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas.
·         Meresensi buku memiliki bermacam-macam tujuan, diantaranya yaitu menyampaikan informasi kepada pembaca, berupaya memotivasi pembacanya, memperlihatkan kualitas buku, dan sebagainya.









DAFTAR PUSTAKA