Bukan Cinta yang Salah.. part III
“Aku harus tetap sabar dan mencoba untuk tegar, sesuatu yang akan terjadi nanti mamang gak pernah akan bisa aku tebak.. apa selanjutnya? Bagaimana? Aku hanya bisa bertanya-tanya dalam hati, meski hati ini begitu sakit yang kurasakan tapi aku tau mungkin ini memang terbaik untukku maski itu menyakitkan untukku. Aku hanyalah manusia biasa, walau berat untuk menerimanya tapi aku akan terus mencoba untuk ikhlas dan tegar menghadapinya, aku akan terus tersenyum karena aku tidak ingin mereka melihatku menangis. Seberat dan sesakit apapun yang aku terima itu takdirku. Biarkan luka itu kurasakan sendiri, dan aku tetap percaya pada Happy Ending.. dan aku hanya ingin melihat semua orang bahagia..”.
___________________________________________________________
Masalah itu mulai sedikit tergeser.., siang itu karena 2 hari ujian akan dimulai maka kami dipulangkan cepat. Tapi kami memutuskan untuk main kerumah ku. Cukup banyak yang ikut, senang rasanya. Dan yang tak kusangka Rio.. dia ikut kerumahku!! Ini pertama kalinya dia kerumahku. Dia bilang dia merasa nyaman dirumahku, dia betah hehehe... itu sedikit menghiburku dan sedikit melupakannya. Ketika itu aku sedang ngobrol-ngobrol dengan Ical, Raka, dan Rio mereka saling curhat, aku hanya asik mendengar cerita-cerita mereka. Saat Rio menceritakan kisah cintanya, ternyata dia sudah putus dengan Mita sejak 2 bulan yang lalu, dan tiba-tiba Raka langsung berkata “ heh io kenapa gak sama Putri aja sih?? Iya gak Putt?? Udah kamu ga usah mikirin si Denny lagi buat apa dia dipikirin...”, “hehh..., apa-apaan kenapa jadi aku?? Lagian siapa juga yang mikirin Denny...”, aku menjawab. “hehe.. maunya sih, tapi takut da yang marah lagi..!!”, Rio. Aku memasang wajah masa bodo saat itu padahal dalam hatiku senang gillaa... hahaha.
Setelah lama menanti hasil ujian akhirnya tibalah hari pengumuman hasil ujian. Dan aku dan teman-temanku dinyatakan lulus kami sangat senang dan haru menyelimuti suasana saat itu ada yang tertawa, menangis ya berbagai ekspressi mereka tunjukan, dan saat itu aku sama sekali tak bertegur sapa dengannya (Denny). Saat aku ingin mengucapkan selamat padanya aku melihatnya sedang duduk bersama Ica dan Mita teman dekat Ica, dan aku mengurungkan niatku aku tak ingin menghancurkan suasana. Mereka sedang terlihat senang.
Hari ini kami sudah bersiap berangkat ke Yogyakarta untuk berlibur, bis kami terpisah. Dan aku satu bis dengan Ica mantan Denny, yang entah apa status mereka sekarang. Kami saling mengobrol, bercanda, mereka memandang kepada aku dan Ica aneh. Mungkin mereka masih berfikir tentang masalahku dengan Denny yang belum lama ini.
Tiba di salah satu tempat wisata tujuan pertama kami, tibanya disana aku bersama teman-teman sekelasku sangat akrab kami berfoto bersama jalan pun bersama, tak terkecuali Denny dia pun ikut bersama kami. saat itu aku dan dia sangat dekat kami foto bersama walau tanpa canggung sedikitpun. Mereka teman-temanku saja melihat aku dan dia dengan aneh, kami berdua seperti tidak pernah ada masalah sama sekali seperti masalah itu tidak pernah terjadi. Selama tempat wisata pertama, kedua, dan ketiga kami masih terlihat akrab dan dia masih berada di sampingku. Tapi aku sadar kalau kita itu hanya teman.
Hari terakhir di Yogyakarta, kami menuju tempat wisata terakhir Parambanan. Disana para siswa-siswi mengadakan penutupan. Yaa kali ini paduan suaraku juga tampil. Aku merasa sangat senang karena ternyata dia Rio dengan gitarnya duduk disebelahku. Mungkin ini terakhir kalinya aku bisa berdekatan seperti ini. Dan aku akan menyimpan perasaanku kepadanya selamanya. Aku sangat mengidolakannya. Acara itu selesai, kami diberi kebebasan untuk jalan-jalan sendiri. Teman-teman genk-ku langsung menarik tanganku, mereka senang sekali. Saat memasuki gerbang candi, mereka Larry, Raka, Alex, Rio dan Ical memanggil kami
“hey tungguin donk kita jalan bareng lagi..”,
“loh Denny mana??..”, tanya Mira.
“gak tau katanya mau taro alat-alat musik dulu...”, Ical menjawab.
“lohh.... itu dia!!!”, Deca menunjuk ke arah belakang ku. Aku pun menengokkan kepalaku. Apa yang aku lihat? Apa aku salah? Hatiku kembali bergetar, dingin, dan membeku, matakupun seperti ingin meneteskan air matanya, tapi aku coba membendung air mata ini. Mereka teman-temanku juga terkejut melihatnya.
Lihatlah dia berjalan bersama Ica dengan tangannya yang merangkulnya. Mereka terlihat bahagia seperti layaknya orang yang baru saja jadian. Aku pun memalingkan wajahku, dan ku lihat Alex dia terlihat sangat kecewa. Mungkin inikah takdir kisahku dengannya, yaa Denny tak perdulikan perasaan Alex dan aku saat itu. Bahkan mereka hanya melewati kami tanpa menegur, benar-benar berubah. Aku hanya bisa terdiam saat itu, teman-temanku terus saja membicarakan tentang kejelekan mereka berdua Denny dan Ica, tapi jujur itu membuatku sedih dan rasanya aku tidak kuat lagi menahan air mata ini. Tapi aku Sadar aku tidak sendiri, mungkin Alex lebih kecewa dibanding diriku. Bayangkan Denny dan Ica adalah sahabat dan pacar-nya, dia dikhianati oleh keduanya. Aku hanya bisa memegang pundaknya dan memberikan senyum padanya, berharap sedikit meringankan bebannya. Tapi syukurlah Alex masih bisa membalas senyumku walau aku tau perasaannya sama sepertiku. Kami memutuskan untuk cepat kembali ke bis, karena suasana saat itu sudah tak terasa asik lagi setelah aku melihat itu. Mereka teman-temanku pun memutuskan lebih baik kita di bis saja. Sampai waktunya pulang. Dalam perjalanan, Ica yang duduk tepat dibangku depanku sedang bercerita pada Mita teman dekatnya tentang hal yang terjadi tadi antara dia dan Denny. Saat itu memang hari sudah malam entah jam berapa sepertinya sudah larut malam dan teman-temanku karena kelelahan mereka pun tidu lelap. Saat itu aku tak bisa tidur, dan terdengar di telingaku suara cerita mereka berdua. Dan apa yang kudengar.. ternyata benar dugaan ku mereka kembali berpacaran!! Air mataku langsung jatuh saat itu karna mendengarnya. Tak bisa lagi ku tahan air mata ini.. malam itu aku hanya menangis sendiri, suasana menjadi hening saat itu, kenapa aku menangis?? Kenapa sulit melupakan rasa ini??
Tuhan ajari aku untuk melupakannyaaa....!!! hanya itu yang bisa ku pinta saat itu.....
Mungkin ini memang terlalu sulit untukku saat itu semakin ku mencoba melupakannya, semakin aku mengingatnya... mungkin Yogyakarta bukanlah kenangan yang baik untukku dan bukan hanya aku yang menganggapnya seperti itu Alex dan Rio juga merasakan itu.. se-enggaknya aku gak sendiri...
To Be cOntinue..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar